Pendidikan sejatinya akan lebih berharga ketika seorang manusia mengakui jika benar-benar penting. Namun akan menjadi lebih bermakna hasilnya ketika dilandasi dengan penanaman karakter sedini mungkin.
Saat yang paling tepat adalah ketika seorang anak menginjak rentang usia golden period atau golden age, yakni masa emas di mana sang anak mengalami pertumbuhan otak yang sangat pesat. Proses ini berlangsung ketika anak berumur 0-5 tahun. Dan UNICEF menyebut dengan istilah 1000 hari pertama kehidupan.
Pada keadaan ini, keberadaan orang terdekat menjadi sangat vital, terutama orang tua dalam keluarga. Pemahaman orang tua tentang parenting menjadi salah satu titik penentu keberhasilan sang anak.
Orang tua harus terlibat penuh dalam setiap proses ketika sang anak berada di umur emas, lebih-lebih ketika pandemi sekarang ini. Bukan hanya orang tua saja sebagai tokoh utama di dalam rumah, konsistensi guru dalam membentuk pola pembelajaran juga sangat diperlukan untuk mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak didiknya.
Berbagai pengalaman baru tentang apapun yang diberikan oleh orang terdekat menjadi sangat berkesan dan tertanam kuat di bawah alam sadar sang anak, dan bahkan akan menjadi bagian yang akan diingat hingga dewasa. Beriringan dengan hal tersebut, sang anak juga akan sampai pada tahap pembentukan kepribadian.
Pandangan Ahli dan Fakta di Lapangan
Ternyata ada hubungan yang positif antara pesatnya pertumbuhan otak yang aktif dengan kecerdasan seorang anak. Hal tersebut diamini oleh Maxwell Malt, seorang peneliti asal Amerika.
Apabila manusia pada usia dini dapat mengaktifkan sekitar 7 persen dari sel otaknya, maka kecerdasan orang tersebut tergambar bisa menguasai 12 bahasa di dunia, memiliki 5 gelar kesarjanaan formal, dan hapal ensiklopedi lembar demi lembar, huruf demi huruf, yang satu setnya terdiri dari beberapa puluh buku, ujar Malt.
Fakta tersebut juga dibenarkan oleh beberapa hasil penelitian di bidang psikologi, neurosains, dan pendidikan, yakni terdapat kesimpulan bahwa rangsangan pendidikan awal pada anak dimulai bahkan sejak dalam kandungan.
Dilanjutkan hingga akhir masa usia dini yaitu 6-8 tahun yang akan berdampak positif pada seluruh aspek perkembangan anak, terutama kinerja otak yang aktif berkembang.
Pernyataan Maxwell Malt dan beberapa hasil penelitian pada aspek psikologi, neurosains, dan pendidikan, menggambarkan bahwa usia emas adalah saat yang sangat tepat dalam mengembangkan dan menanamkan pola pikir, yang akan berdampak baik untuk keberhasilan di masa mendatang.
Cara strategis yang bisa dilakukan adalah dengan penanaman fondasi pendidikan karakter seawal mungkin, yakni melalui PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan tentunya kepedulian orang terdekat.
PAUD feat Pendidikan Keluarga
Harus menjadi kesepakatan bersama bahwa setiap anak mempunyai kepribadian berbeda, pun hal yang sama terjadi pada tingkat intelegensinya. Sehingga orang tua dan pelaku pendidikan harus memahami secara utuh tentang kepribadian anak.
Karena nantinya akan diwujudkan dalam suatu pola pendidikan atau pembimbingan yang sesuai. Hal ini dilakukan semata-mata untuk membantu sang anak tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai umurnya.
Banyak hal yang bisa diupayakan oleh orang tua di masa emas ini, diantaranya: mengajak sang anak belajar dengan cara yang menyenangkan, selalu dampingi dalam keadaan apapun, selalu mendukung potensi sang anak dan mendidik dengan penuh kasih sayang.
Para orang tua juga bisa mempercayakan sang anak di lembaga PAUD yang berkualitas. Dalam lembaga ini sang anak akan mendapatkan lebih beragam pengetahuan, mulai dari bertumbuhnya kemampuan fisik, emosi, kognitif, dan motoriknya.
Sehingga sang anak mampu berkembang dengan simbang dan optimal. Artinya, antara pendidikan di dalam keluarga dan PAUD masing-masing memiliki fokus kajian yang berbeda, tetapi keduanya tidak bisa dipisahkan dan harus selalu bekerjasama. Sekali lagi, keduanya harus menjalin relasi dan bekerjasama dengan baik.
Ibaratkan sebuah rumah, PAUD adalah sebuah gerbangnya. Dimana langkah awal untuk menuju dunia pendidikan baru saja dimulai. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan sikap yang diterbitkan dengan dikeluarkannya, kebijakan pelayanan dasar PAUD untuk anak berumur 5-6 tahun.
Respon tersebut diberikan tidak lain adalah sebagai bentuk komitmen memajukan pendidikan global tahun 2030. Kebijakan pelayanan dasar PAUD ini turut diselenggarakan oleh pemerintah daerah, sebagai komitmen untuk melahirkan generasi bangsa yang lebih berkarakter di setiap daerahnya.
Dalam sebuah lokakarya, Dr. Muhammad Hasbi selaku Direktur PAUD Kemendikbud menuturkan bahwa penanaman pendidikan sejak PAUD akan menentukan prestasi seorang anak dikemudian hari.
Melalui PAUD, tingkat kecerdasan dan karakter diri sang anak dapat ditingkatkan, tambahnya. Melalui pendidikan karakter yang ditanamkan sedini mungkin, anak-anak Indonesia akan jauh lebih siap menghadapi peradaban yang lebih heterogen, yakni abad 21 yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Akhirnya, dengan modal penanaman karakter yang sangat melekat pada diri sang anak, ia akan mengendalikan kemajuan peradaban dengan selalu mengutamakan moral dan kecerdasan intelektual.
0 komentar