“Wahai Dahlan, sungguh di depanmu ada bahaya besar dan peristiwa-peristiwa yang akan mengejutkan engkau, yang pasti harus engkau lewati. Mungkin engkau mampu melewatinya dengan selamat, tetapi mungkin juga engkau akan binasa karenanya.
Wahai Dahlan, coba engkau bayangkan seolah-olah engkau berada seorang diri bersama Allah, sedangkan engkau menghadapi kematian, pengadilan, hisab, surga, dan neraka. Dan dari sekalian yang engkau hadapi itu, renungkanlah yang terdekat kepadamu, dan tinggalkanlah lainnya."
Pendidikan adalah dasar hidup manusia, sejak awal manusia diciptakan (Nabi Adam a.s) sudah dididik oleh Allah SWT untuk mempelajari seluruh alam semesta. Seperti yang telah dijelaskan oleh Al-qur’an Surah Al-baqarah ayat 31-33:
وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ - ٣١
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”
2:32
قَالُوْا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗاِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ - ٣٢
Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”
2:33
قَالَ يٰٓاٰدَمُ اَنْۢبِئْهُمْ بِاَسْمَاۤىِٕهِمْ ۚ فَلَمَّآ اَنْۢبَاَهُمْ بِاَسْمَاۤىِٕهِمْۙ قَالَ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ غَيْبَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۙ وَاَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُوْنَ - ٣٣
Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?
Dari ketiga ayat tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa sejatinya manusia harus selalu belajar dan menjadi insan yang berpendidikan. Pendidikan menjadi alasan mengapa manusia menjadi makhluk yang paling mulia diantara makhluk lain ciptaan-Nya.
Pendidikan juga menjadi masalah yang krusial diberbagai tempat, bahkan kualiatas suatu negara juga dipengaruhi oleh seberapa baik pendidikan dinegara tersebut. Hampir setiap tahun kita mendengar sebuah kabar kurang menyenangkan yang datang dari dunia pendidikan di Indonesia yaitu peringkat Indonesia dibanding negara lain dalam pemahaman dan pengetahuan di bidang sains.
Indonesia sebagai negara muda termasuk menempati peringkat terbawah dalam bidang pendidikan sains, “Dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara. Menurut data yang diterbitkan OECD dari periode survei 2009-2015, Indonesia konsisten berada di urutan 10 terbawah. Dari ketiga kategori kompetensi, skor Indonesia selalu berada di bawah rata-rata.” (kumparan.2019).
Banyak faktor yang menyebabkan dunia pendidikan di Indonesia berada di peringkat bawah seperti kurangnya pendidikan karakter pada setiap peserta didik, kurangnya sopan santun terhadap guru, dan kurangnya minat peserta didik untuk dapat terus maju dan mendalami mata pelajaran yang diajarkan disekolah. Insan Indonesia masih banyak yang bermental kuli dan hidup hanya untuk sebatas mengisi perut dan tidak ada niat unutk terus maju dengan belajar.
Dari masa penjajahan rakyat Indonesia selalu dicecoki untuk tetap menjadi pekerja dan tidak diperbolehkan pintar. Melihat hal memilukan atas penderitaan rakyat yang dipaksa bodoh tersebut Muhammad Darwis (KH. Ahmad Dahlan) pada tanggal 18 November 1912 membentuk Muhammadiyah yang berfokus sebagai organisasi yang bergerak dibidang pendidikan dan tidak dibidang politik.
Muhammadiyah pada awalnya dibentuk untuk mengembalikan umat islam Nusantara hidup sesuai dengan tuntutan alquran dan sunnah. KH Ahmad mengadakan modernisasi dalam dunia pendidikan ditanah air dengan menggabungkan sistem pendidikan pesantren yang berfokus hanya pendidikan agama dan pendidikan eropa yang mengajarkan ilmu eksak dan pengetahuan umum.
KH Ahmad Dahlan menggunakan metode ceramah, karyawisata, dan diskusi dalam pengajarannya. Mengajarkan untuk tetap tawakal dan berserah diri kepada yang Maha Esa untuk menghadapi segala urusan dan masalah.
Mari kita bergeser ke permasalahan masyarakat modern pada saat ini. Pada saat ini, ditengah kondisi penyebaran virus Covid-19 yang berdampak pada hampir disegala aspek kegiatan yang dilakukan manusia, tidak hanya ekonomi bahkan ibadah umat beragama pun juga diatur agar tidak menyebabkan penyebaran virus Covid-19 semakin meluas.
Tidak luput dari dampak pandemi Covid-19 dunia pendidikan juga termasuk salah satu aspek yang sangat terdampak. Tidak ada sekolah yang membuka pembelajaran tatap muka untuk mengurangi resiko penyebaran covid-19 dilingkungan sekolah.
Akibatnya, pembelajaran jarak jauh berbasis aplikasi online pun menjadi salah satu solusi agar pendidikan tetap berjalan. Permasalahan bagaimana pendidikan dapat tetap berjalan dimasa pandemi sudah bisa ditanggualangi walaupun banyak permasalahan yang dihadapi seperti jaringan internet yang menjadi salah satu masalah utama dari lancar atau tidaknya informasi yang diterima oleh peserta didik.
Belum lagi masalah lain seperti kondisi emosional peserta didik yang kaget dengan metode pembelajaran baru yang pasti berbed dengan yang biasa didapat dikelas. Guru dituntut untuk menciptakan model pembelajaran sekreatif mungkin yang dapat membuat peserta didik tetap nyaman saat menerima informasi, dan peserta didik dituntut untuk tetap sabar dan mengikuti pembelajaran semampunya.
Belum lagi permasalahan ekonomi yang dialami oleh banyak keluarga dikarenakan banyaknya kasus pemutusan hak kerja dan hilangnya berbagai pekerjaan. Pemerintah juga tidak lupa memikirkan berbagai metode untuk mempermudah pembelajaran dengan memberikan berbagai fasilitas agar baik peserta didik maupun guru dapat saling memberi dan menerima informasi dengan baik.
Walaupun saat ini dunia dapat diakses hanya dengan telepon genggam tetapi dengan masalah-masalah yang disebutkan diatas, butuh gagasan yang mampu mengurangi masalah terserbut. KH Ahmad Dahlan dalam membangun Muhammadiyah menganut konsep pendidikan holistik yang menekankan untuk menciptakan peserta didik yang berkepribadian mandiri memiliki penghayatan hidup damai, senantiasa menekankan pada kebajikan dan reflektif serta memiliki sifat jujur yang alami tidak dibuat-buat (Ahmad.2015).
Insan yang memiliki kepribadian mandiri dituntut untuk kreatif disegala kondisi, dan tidak manja akan keadaan. Menjadi pribadi yang tahan banting dan selalu berusaha sebaik mungkin dan tidak ingin kehilangan titel sebagai makhluk paling mulia. Dengan menerapkan hidup sebagai Muhammadiyah yang tetap pada jalur alquran dan sunnah diharapkan setiap peserta didik dapat bertahan disegala kondisi baik dikala pandemi covid-19 ataupun di kondisi lainnya.
bagus,,
ariati dina
2021-01-13 16:17:06