Dewan Redaksi Pegiat Pendidikan Indonesia Yogyakarta
Yogyakarta – Radio Republik Indonesia (RRI) PRO 1 Jogja menggelar Dialog Luar Studio bertajuk “Mewujudkan Pendidikan Bermutu Bagi Semua di Kota Yogyakarta” pada Kamis pagi (8/5), bertempat di Ruang Condro Kinasih, Lantai 2, Kantor Disdikpora Kota Yogyakarta.
Acara ini menghadirkan empat narasumber dari unsur pemerintah, pegiat pendidikan, dewan pendidikan, dan komite sekolah, serta dihadiri oleh peserta dari berbagai satuan pendidikan dan perguruan tinggi di Yogyakarta.
Dalam forum yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 09.30 WIB tersebut, para pembicara menyoroti tantangan dan peluang pendidikan di era digital serta pentingnya membangun sistem pendidikan yang inklusif dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori, S.E., M.Si., menyampaikan bahwa Kota Yogyakarta terus berkomitmen menjamin akses pendidikan merata, tanpa diskriminasi ras, suku, atau agama.
Ia menjelaskan peran dua unit layanan yang menjadi ujung tombak kebijakan pendidikan inklusif di kota ini.
“Melalui UPT Jaminan Pendidikan Daerah dan UPT Layanan Disabilitas, kami berupaya menyelesaikan wajib belajar 12 tahun dengan mengatasi kendala pembiayaan dan memberi dukungan bagi anak-anak berkebutuhan khusus,” ujarnya.
Layanan tersebut juga menjadi fasilitator bagi sekolah dan orang tua dalam hal komunikasi pendanaan dan penyesuaian kurikulum.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dr. Khamim Zarkasih Putro, M.Si., menyoroti dampak perkembangan teknologi terhadap dunia pendidikan.
Ia mengkritisi dominasi media elektronik dalam kehidupan generasi muda yang, menurutnya, dapat menggeser pusat-pusat pendidikan tradisional seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.
“Media elektronik bisa menjadi alat bantu pendidikan, tapi jangan sampai corak berpikir siswa kita menjadi teknis seperti alat itu sendiri. Kreativitas harus tetap dikedepankan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti fenomena pascapandemi yang memunculkan gejala menurunnya semangat belajar di kalangan peserta didik.
Senada dengan hal tersebut, Dr. Farid Setiawan, S.Pd., M.Pd.I., selaku Direktur Yayasan PUNDI, menekankan bahwa pendidikan bermutu tidak hanya dilihat dari sisi akses, melainkan dari kualitas input, proses, dan outputnya.
Ia menjelaskan bahwa interaksi antara guru dan murid menjadi titik krusial yang menentukan keberhasilan proses pendidikan.
“Kalau kurikulum sudah bagus, tapi interaksinya lemah, hasilnya tetap tidak maksimal. Output yang berkualitas hanya bisa tercapai bila prosesnya juga diperhatikan,” katanya.
Farid juga menekankan pentingnya literasi digital bagi guru dan siswa agar bisa menyaring arus informasi yang membanjiri ruang pendidikan hari ini.
Sementara itu, perwakilan Komite SD Ungaran 1 Yogyakarta, Hedy Christiyono Nugroho, S.H., M.H., menyampaikan bahwa komite sekolah berperan sebagai penghubung antara pihak sekolah dan orang tua. Ia menyoroti pentingnya membangun komunikasi yang kuat antara guru dan wali murid agar potensi siswa dapat digali lebih dalam.
“Kami hadir untuk mendampingi, bukan hanya kegiatan administrasi, tapi juga semangat gotong royong dalam mengembangkan pendidikan yang berpihak pada peserta didik,” ujarnya.
Ia juga mengajak orang tua dan guru untuk bersinergi mendampingi anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dialog yang dipandu oleh host RRI, Prima Puspahapsari, ini dihadiri secara langsung oleh peserta dari berbagai sekolah, komite, dan perguruan tinggi di Yogyakarta.
Tingginya partisipasi menjadi bukti bahwa isu pendidikan masih menjadi perhatian penting lintas elemen masyarakat.
Copyright By@PUNDI - 2024
BACK TO TOP