16/09/2025 15

Ribuan Ojol Gelar Demo “179 Ojol”: Tuntutan, Respons, dan Pro-Kontra

author photo
By Redaksi PUNDI

Dewan Redaksi Pegiat Pendidikan Indonesia Yogyakarta

Jakarta, 17 September 2025 – Aksi besar-besaran pengemudi ojek online (ojol) yang bertajuk “179 Ojol” mengguncang Jakarta pada Rabu (17/9). Ribuan driver turun ke jalan di sejumlah titik strategis, mulai dari Gedung DPR RI, Kementerian Perhubungan, hingga Istana Merdeka. Aksi ini dibarengi mogok massal dengan mematikan aplikasi sebagai bentuk solidaritas memperjuangkan 7 tuntutan utama, termasuk pencopotan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan penuntasan kasus kematian driver Affan Kurniawan.

Respon Pemerintah dan Aparat

Polda Metro Jaya menyiapkan rekayasa lalu lintas situasional di sekitar lokasi unjuk rasa. Dirlantas Polda mengimbau masyarakat tetap beraktivitas meski diakui ada potensi perlambatan arus kendaraan.

Pemerintah sendiri menegaskan telah beberapa kali menerima aspirasi pengemudi ojol melalui forum resmi. Namun, tuntutan pencopotan menteri dan kasus hukum terkait masih dalam pembahasan lebih lanjut.

Sikap Asosiasi dan Para Pengemudi

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menegaskan demo ini adalah bentuk solidaritas kolektif untuk memperjuangkan regulasi yang lebih adil, termasuk RUU Transportasi Online dan pembatasan potongan tarif maksimal 10 persen dari perusahaan aplikasi.

Meski demikian, tidak semua driver ikut aksi. Sebagian tetap bekerja karena kebutuhan ekonomi, sementara yang lain memilih “libur setengah hari”. Ada pula pengemudi yang skeptis, menganggap demo semacam ini rutin namun belum memberikan hasil konkret.

Reaksi Masyarakat

Aksi ini berdampak langsung pada mobilitas warga. Layanan ojol sempat tersendat, membuat masyarakat beralih ke moda transportasi lain. Di media sosial, respon publik beragam: ada yang menyatakan dukungan penuh terhadap perjuangan para driver, namun tak sedikit pula yang merasa aksi ini tidak mewakili kepentingan seluruh pengemudi.

Beberapa pengguna ojol menyuarakan kekhawatiran bahwa mogok massal justru merugikan penumpang setia dan bisa mengikis simpati publik.

Kompleksitas Tuntutan

Secara umum, dinamika aksi “179 Ojol” memperlihatkan tarik-menarik kepentingan antara pemerintah, asosiasi, pengemudi, dan masyarakat. Di satu sisi, ada legitimasi kuat atas tuntutan driver terkait regulasi dan kesejahteraan. Namun di sisi lain, kebutuhan ekonomi harian membuat sebagian pengemudi tetap memilih bekerja.

Situasi ini menegaskan bahwa isu ojol bukan hanya soal tarif dan aplikasi, tetapi juga menyangkut keadilan sosial, regulasi transportasi, serta relasi kerja di era digital.



Prev Post

Pemerintah Sambut Positif Aksi Damai, Komitmen Jaga Aspirasi Tanpa Kekerasan

BACK TO TOP