25/02/2025 152

Childfree: Sejarah, Fenomena, dan Trend Dunia

26/2/2025. Fenomena childfree atau keputusan untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis maupun melalui adopsi, telah menjadi topik yang semakin banyak dibicarakan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Gerakan ini memiliki akar sejarah yang panjang dan berkembang seiring dengan perubahan sosial dan budaya di seluruh dunia.


Sejarah Gerakan Childfree

Istilah childfree pertama kali muncul pada awal 1900-an, tetapi menjadi lebih umum digunakan pada tahun 1970-an, terutama dalam konteks gerakan feminis. Pada waktu itu, banyak perempuan mulai mengekspresikan keinginan untuk memilih hidup tanpa anak sebagai bentuk kebebasan dan hak pribadi. Ellen Peck, seorang editor dari New York Times, adalah salah satu tokoh penting yang mempromosikan ide ini dan mendirikan National Organization For Non Parents pada tahun 1972, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pilihan hidup tanpa anak.


Negara-negara dengan Fenomena Childfree

1. Jepang: Jepang telah mengalami fenomena childfree selama lebih dari dua dekade. Banyak perempuan di Jepang memilih untuk tidak memiliki anak karena berbagai alasan, termasuk tekanan ekonomi dan kesulitan dalam menyeimbangkan karir dan keluarga. Data menunjukkan bahwa sekitar 27% perempuan berusia 50 tahun di Jepang tidak memiliki anak.


2. Korea Selatan: Mirip dengan Jepang, Korea Selatan juga menghadapi penurunan angka kelahiran. Pemerintah telah mencoba berbagai insentif untuk mendorong pasangan memiliki anak, tetapi hasilnya masih belum memadai. Banyak orang muda menunda pernikahan dan kelahiran anak karena faktor ekonomi.


3. Rusia: Di Rusia, pemerintah baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang melarang "propaganda childfree," mencerminkan upaya untuk mempertahankan angka kelahiran di tengah penurunan populasi. Pemerintah menganggap gerakan ini sebagai ancaman terhadap nilai-nilai keluarga tradisional.


4. Hungaria: Meskipun pemerintah menawarkan insentif untuk keluarga, banyak warga Hungaria tetap memilih untuk tidak memiliki anak akibat ketidakpastian ekonomi dan kualitas layanan publik yang buruk.


5. Indonesia: Di Indonesia, fenomena childfree mulai terlihat sejak tahun 2020 dengan sekitar 8% perempuan usia produktif memilih untuk tidak memiliki anak. Ini menunjukkan perubahan pola pikir di kalangan generasi muda tentang peran orang tua dan keluarga.


6. Negara-negara Eropa: Di negara-negara seperti Finlandia dan Austria, angka perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak juga cukup tinggi, dengan masing-masing mencapai 20% dan 21% dari populasi perempuan yang tidak memiliki anak.


Alasan Memilih Childfree

Beberapa alasan umum di balik keputusan untuk hidup childfree meliputi:

- Ketidakpastian ekonomi dan biaya hidup yang tinggi

- Fokus pada karir dan pengembangan pribadi

- Ketidakpuasan terhadap sistem pendidikan dan layanan kesehatan

- Perubahan norma sosial yang mengedepankan individualisme



Fenomena childfree mencerminkan perubahan besar dalam cara pandang masyarakat terhadap peran keluarga dan pilihan hidup individu. Meskipun ada tantangan dan kontroversi seputar gerakan ini, semakin banyak orang merasa nyaman untuk memilih hidup tanpa anak sebagai pilihan yang sah dan berharga. (RED)


Prev Post

Kelas Tarjih PC IMM Djazman Al Kindi Yogya Cetak Kader Siap Kembali ke Masjid

Next Post

Kasus "Bu Guru Salsa" Soroti Moralitas Guru di Media Sosial

BACK TO TOP