28 Februari 2025 – Korea Selatan sedang mempercepat upaya dalam pendidikan etika digital untuk membekali para siswa dengan keterampilan dan kesadaran yang diperlukan untuk menavigasi lanskap digital yang semakin kompleks. 

Langkah ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kejahatan deepfake dan penyebaran informasi yang salah, terutama yang melibatkan kaum muda.

Dengan meningkatnya kasus deepfake yang melibatkan siswa, para ahli menekankan perlunya pendidikan etika digital yang komprehensif di sekolah-sekolah. Sementara Korea Selatan berfokus pada keterampilan teknis, ada kesenjangan yang signifikan dalam pendidikan tentang penggunaan media yang etis. 

Komisi Komunikasi Korea (KCC) dan Badan Masyarakat Informasi Nasional menawarkan kelas "etika digital," tetapi mereka seringkali bersifat sepintas dan tidak sistematis.

Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Finlandia, Amerika Serikat, Australia, dan Jerman telah menerapkan pendidikan literasi media terstruktur dari sekolah dasar, dengan sesi diskusi tentang dilema etika dan efek negatif dari teknologi digital.

Pendidikan etika digital yang komprehensif bertujuan untuk membekali siswa dengan literasi digital, kesadaran etika, dan tanggung jawab digital. 

Ini juga mempromosikan etika yang solid yang melampaui hak cipta dan hak digital dan melampaui sekolah dengan siswa diajarkan tentang norma dan tanggung jawab moral yang membantu siswa mengenali masalah etika internet dan menekan perilaku yang tidak pantas.

Pemerintah juga diharapkan untuk lebih responsif terhadap kejahatan deepfake dan harus lebih responsif dalam mengambil tindakan untuk menghukum pelaku.

Dengan mempersenjatai generasi muda dengan etika digital, Korea Selatan berusaha untuk mengembangkan masyarakat digital yang lebih bertanggung jawab, berpengetahuan, dan aman.

Tags: pendidikan Korea Selatan Etika Digital Deepfake