09/02/2025 122

Membentuk Generasi Hebat: 7 Kebiasaan Anak Indonesia dan Peran Orang Tua dalam Islam

author photo
By Ilham Hardianto

Mahasiswa MPAI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Membentuk karakter anak bukan tugas instan. Ia seperti menanam benih yang butuh disiram dan dirawat agar tumbuh kuat. Apa yang diajarkan sejak kecil akan menjadi fondasi bagi masa depannya. Inilah mengapa program "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" yang dicanangkan oleh Mendikdasmen Prof. Abdul Mu’ti sangat relevan, terutama jika dikaitkan dengan nilai-nilai Islam. 

Dalam Islam, pendidikan karakter sudah diajarkan sejak dini. Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari & Muslim). 

Artinya, peran orang tua sangat besar dalam membentuk karakter anak. Apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan di rumah akan menjadi dasar perilakunya. Nah, bagaimana Islam memandang 7 kebiasaan ini? 

Bangun Pagi: Disiplin Penuh Berkah

Anak yang terbiasa bangun pagi lebih bersemangat menjalani hari. Islam pun menekankan pentingnya waktu pagi. Rasulullah ﷺ berdoa, "Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi mereka." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi). 

Orang tua berperan membangun kebiasaan ini dengan membangunkan anak untuk shalat Subuh. Jangan hanya menyuruh, tapi ajak mereka menikmati udara pagi, olahraga ringan, atau sekadar berbincang santai. Dengan begitu, bangun pagi tidak terasa sebagai paksaan, tetapi sebagai kebiasaan yang menyenangkan. 

Beribadah: Kunci Keberkahan Hidup

Anak yang terbiasa beribadah sejak kecil akan tumbuh dengan kesadaran spiritual yang kuat. Rasulullah ﷺ bersabda, "Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun." (HR. Abu Dawud). 

Orang tua harus menjadi teladan. Jika anak melihat ayah dan ibunya shalat tepat waktu dengan penuh kekhusyukan, mereka akan menirunya. Shalat bukan sekadar kewajiban, tetapi juga cara membangun disiplin dan kedekatan dengan Allah. 

Berolahraga: Jiwa Sehat, Iman Kuat

Seorang Muslim harus kuat, baik secara fisik maupun mental. Nabi ﷺ sendiri aktif berolahraga. Beliau pernah berlomba lari dengan Aisyah r.a., serta menganjurkan berenang, berkuda, dan memanah. 

Anak-anak zaman sekarang lebih banyak duduk di depan layar. Orang tua harus berperan aktif, mengajak anak bermain di luar, bersepeda, atau sekadar jalan pagi bersama. Jangan biarkan mereka kehilangan masa kecil yang sehat hanya karena kecanduan gawai. 

Makan Sehat dan Bergizi: Tubuh Sehat, Ibadah Kuat

Pola makan berpengaruh besar terhadap kesehatan. Rasulullah ﷺ bersabda, "Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang." (HR. Tirmidzi). 

Di era makanan cepat saji, orang tua harus lebih selektif. Ajarkan anak memilih makanan halal dan thayyib (baik), serta biasakan makan bersama di meja, bukan sambil menonton TV atau bermain gawai. Makan bukan sekadar mengisi perut, tetapi juga bentuk syukur atas nikmat Allah. 

Gemar Belajar: Ilmu sebagai Cahaya Kehidupan

Dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban. Rasulullah ﷺ bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah). 

Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Tugas orang tua adalah menjaga semangat ini tetap menyala. Berikan mereka buku yang menarik, ajak berdiskusi, dan berikan kesempatan untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Jangan hanya menuntut nilai tinggi di sekolah, tetapi tanamkan kecintaan terhadap ilmu itu sendiri. 

Bermasyarakat: Anak Peduli, Anak Berempati

Manusia adalah makhluk sosial. Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidak sempurna iman seseorang sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari & Muslim). 

Orang tua harus mengajarkan anak untuk peduli terhadap orang lain. Ajak mereka berbagi dengan sesama, baik melalui sedekah maupun tindakan kecil seperti membantu teman atau menolong tetangga. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang empati dan dicintai banyak orang. 

Tidur Cepat: Kebiasaan Sehat yang Dicontohkan Nabi

Tidur yang cukup berpengaruh pada kesehatan dan produktivitas. Rasulullah ﷺ menganjurkan tidur lebih awal dan bangun sebelum fajar. 

Orang tua harus mengatur kebiasaan tidur anak dengan membatasi penggunaan gawai sebelum tidur dan membiasakan rutinitas seperti membaca doa sebelum tidur. Tidur yang cukup bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga tentang kesiapan menjalani hari dengan lebih baik. 

Peran Orang Tua sebagai Pembentuk Karakter Anak

Ketujuh kebiasaan ini tidak bisa terbentuk dengan sendirinya. Orang tua memegang peran utama sebagai pembimbing dan teladan. Dalam Islam, mendidik anak adalah tanggung jawab besar. Allah berfirman dalam Al-Qur'an: 

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6). Lalu, bagaimana cara membentuk karakter anak dengan baik? 

Pertama, Jadilah teladan. Anak lebih banyak meniru daripada mendengar. Jika ingin anak disiplin, orang tua harus disiplin lebih dulu. Jika ingin anak rajin beribadah, orang tua harus menunjukkan kesungguhan dalam ibadah. 

Kedua, komunikasi yang baik. Jangan hanya memberi perintah, ajak anak berdiskusi, tanyakan pendapat mereka, dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan. Dengan begitu, mereka akan merasa dihargai dan lebih mudah menerima nasihat. 

Ketiga, ciptakan lingkungan yang mendukung. Lingkungan sangat mempengaruhi kebiasaan anak. Jika ingin mereka rajin membaca, sediakan buku yang menarik. Jika ingin mereka gemar berolahraga, ajak mereka bermain di luar. 

Keempat, beri apresiasi bukan hanya hukuman. Ketika anak melakukan hal baik, beri apresiasi. Tidak harus hadiah mahal, cukup pujian atau ungkapan kebanggaan. Ini akan membuat mereka semakin termotivasi untuk melakukan kebaikan. 

Kelima, tanamkan nilai keislaman sejak dini. Keislaman bukan hanya soal ibadah, tetapi juga cara hidup. Ajarkan anak tentang akhlak yang baik, kejujuran, dan tanggung jawab. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya sukses secara duniawi, tetapi juga bernilai di hadapan Allah. 

Membentuk anak hebat bukan soal kecerdasan akademik semata, tetapi juga karakter dan akhlak yang baik. 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah langkah awal yang bisa ditanamkan sejak dini. Islam telah memberikan panduan jelas, dan tugas orang tua adalah menjalankannya dengan penuh kesungguhan. 

Rumah adalah sekolah pertama bagi anak. Jadikanlah rumah sebagai tempat yang penuh cinta, ilmu, dan keteladanan. Dengan begitu, kita bisa membentuk generasi yang cerdas, sehat, berakhlak mulia, dan siap menghadapi masa depan dengan cahaya Islam di hatinya.  Bagaimana, siap membentuk anak hebat?



Prev Post

Kekerasan Fisik Masih Menghantui Dunia Pendidikan di Indonesia

Next Post

Hipnoterapi dan Psikologi: Jurus Jitu Guru BK Menghadapi Kenakalan Remaja

BACK TO TOP